Ketika kita melihat buah manggis, tampak dari luar berwarna hitam dengan tekstur yang khas. Kita ambil dan lantas kita makan. Reaksi pertama yang muncul adalah cacian, kekecewaan dan negatif thinking. Kenapa pahit? Buah apa ini? Jangan-jangan beracun. Itulah ungkapan kita, ketika melihat dari sisi luar saja.
Lain cerita tatkala kita buka kulitanya, muncul warna putih dengan tekstur menggoda. Kita ambil dan lantas dimakan. Keluarlah respon dari mulut kita, kenikmatan, kebahagiaan dan positif thinking. Ini buah manis sekali, rasanya nikmat sekali, ini pasti banyak mengandung vitamin.
Coba kita perhatikan, bentuk yang sama tapi menuai respon berbeda. Ternyata, kalau kita melihat bentuk dari sisi luar saja, maka akan menyebabkan kekecewaan dan negatif thinking. Tapi kalau kita melihat bagian dalamnya, maka muncullah kenikmatan dan positif thinking. Itulah ungkapan orang beriman dalam menyikapi apapun, dengan kalimat : "Wahai Tuhan kami, tidaklah Kau ciptakan semua ini sia-sia" (semuanya indah dan nikmat).
Bentuk itu tidak selamanya terlihat. Kejadian apapun yang kita hadapi, juga adalah bentuk. Karena kejadian adalah bentuk, mestilah ada sisi luar dan ada juga sisi dalamnya. Cobalah Anda lihat sisi dalamnya. Sehingga muncullah energi positif dalam menyikapi bentuk apapun yang kita hadapi.
Contohnya, kecelakaan motor karena tertabrak pembalap liar. Motor kita jatuh dan kita terlempar ke tanah. Kaki kita lecet-lecet dan mengeluarkan darah. Itulah sisi luarnya, itulah kulitnya. Tentu saja respon kita adalah penderitaan dan kekecewaan. Coba kita kupas kulitnya, apa yang kita temukan. Ternyata sisi dalamnya adalah nasehat yang sangat berharga. Nasehatnya adalah : Setiap berkendaraan mulailah dengan membaca Do'a. Berlindunglah kepada Allah yang maha perkasa. Akibat kita sombong tidak berdo'a, maka inilah yang kita dapatkan. Saya yakin, akibat dari kejadian itu, ketika kita berkendara lagi, maka kita akan selalu berdo'a sebelum berkendara. Kenapa? Cukuplah satu kali kita jatuh dan tidak mau merasakannya lagi.
Sisi luar terkadang meninggalkan bekas negatif, tetapi sisi dalam, akan meninggalkan bekas positif. Kalau cara kita bersikap selalu memperhatikan bagian dalamnya, tentu akan lebih ringan dalam melangkah. Akan terasa nikmat dalam menjalaninya.
Berakhlak itu tidak selalu berorientasi kepada seseorang saja. Tetapi kepada apapun yang kita hadapi, seperti sebuah peristiwa, kita dianjurkan harus memakai akhlak. Ciri kita berakhlak kepada peristiwa yang tengah dihadapi adalah berpikir positif. Supaya lahir pikiran positif, cobalah untuk melihat bentuk itu dari bagian dalamnya.
0 comments: