Senin, 09 Januari 2023

SYARAT KELAYAKAN MENJADI GURU


Guru adalah singkatan digugu dan ditiru. Digugu artinya didengar nasehatnya dengan penuh sikap Ta'dzim dan berupaya patuh untuk melaksanakannya. Ditiru adalah diikuti semua perbuatan baiknya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain, ada dua hal yang bisa diambil dari seorang guru. Nasehat dan perbuatan. Itulah kenapa seorang guru harus bijaksana. Berhati-hati saat bicara dan menjaga sikap sebagai refleksi dari perbuatannya. Karena boleh jadi apapun yang dikerjakan sang guru mestilah diikuti oleh murid-muridnya.

Maka tidak salah-salahnya kalau "Karakter itu menular". Seorang murid yang mempunyai rasa cinta kepada gurunya, ia akan tertular karakteristik sang guru. Tentu saja, duplikasi itu tergantung kepada seberapa Ta'dzim dan cintanya si murid tersebut kepada gurunya.

Fenomena saat ini, ada guru yang memaksakan apa yang ia kerjakan harus dikerjakan oleh muridnya. Kalau tidak dikerjakan, maka sang guru itu marah-marah. Guru yang baik tidak akan berbuat seperti itu. Akan tetapi, istiqomah saja mengajar tanpa memaksakan kehendaknya. Melainkan ia hanya menasihatinya dengan baik. Kalau memang si murid itu adalah murid yang berbakti, tentu ia akan mengikuti sang guru tanpa disuruhnya. Ketika ada murid yang ingkar, atau tidak mengikuti gurunya, maka ia batal menjadi murid. Kenapa si guru harus marah kalau memang dia sudah bukan muridnya lagi karena batal.

Untuk menjadi seorang guru haruslah memenuhi syarat kelayakan. Jika ada orang yang belum layak menjadi guru (digugu dan ditiru), janganlah memposisikan diri sebagai guru. Berdasarkan alasan bahwa karakter itu menular. Yang dikhawatirkan adalah karakter tidak layak dan kurang baik itu akan tertular kepada para murid. Selama belum layak menjadi guru, teruslah belajar sampai waktu dimana ia layak menjadi guru.

Apa syarat menjadi seorang guru?

1. Seorang guru harus bersanad dari gurunya yang terhubung sanad kepada Rosulullah SAW.
2. Faham soal ilmu yang disampaikannya dan Sudah ia amalkan terlebih dahulu.
3. Menjaga lisan, perbuatan, cara berpakaian dan mempunyai akhlak yang baik.
4. Mampu berkomunikasi dengan baik kepada jama'ah.
5. Tidak berkeinginan memindahkan murid untuk mengikutinya. Tetapi selalu berusaha untuk beramal dengan baik dan benar. Tidak peduli murid itu mau mengikutinya atau berpaling darinya.
6. Guru adalah orang tua bukan seperti teman yang santai bergaul dengan muridnya. Santai boleh hanya sekedar membangun ruang keakraban bukan menjadi teman yang tak perlu menjaga sikap.
7. Tidak menggambarkan sikap buruk dalam pergaulan sehari-hari. Baik bergaul dengan para murid atau bergaul dengan masyarakat luas.
8. Memberikan kemudahan kepada sang murid. Bukan mempersulit si murid atau memanfaatkannya.

Penulis : Admin | MT ATTAQWA HMD JUANGJUMA 

Previous Post
Next Post

AbbyBaca adalah Blog yang membahas seputar masalah Agama, Kehidupan, Bisnis, Minat dan peluang. Semoga bermanfaat untuk anda. Terima kasih sudah membaca.

0 comments: